..<< More Info >>..

Arabicum Akhirnya Bertekut Lutut Pada Bonggol Adenium Obesum

Saat ini seiring promosi yang gencar dari Pebisnis negeri seberang untuk memasarkan produk arabicum ke Indonesia dalam berbagai bentuk variannya arabicum maupun arabicum versi thailand arabicum thai soco, terlihat mulai terjadi pergeseran dan variasi di pasar adenium Indonesia. Berbagai cara dilakukan mulai dari menggandeng importir Indonesia untuk mengimport arabicum secara besar-besaran ke Indonesia, dominasi di internet dan milis, maupun cara pemaksaan halus yang cukup jitu dengan membagi kontes adenium menjadi kelas adenium ( mix untuk seluruh tipe adenium apa saja) dan kelas arabicum tersendiri dengan proporsi yang sama. Juga dengan image arabicum sebagai jawaranya adenium pada setiap kontes.

adenium
Tetapi untuk kali ini cara ini tidak mendatangkan hasil yang menggembirakan, berbeda dari kecenderungan biasanya untuk produk luar khususnya Thailand yang selalu diserbu pecinta tanaman hias. Upaya pemaksaan dan bombardir pasar tidak mampu menggeser dominasi pasar obesum di masyarakat khususnya pecinta adenium di Indonesia. Meskipun kontes diadakan dengan pola yang mirip dimana-mana, pasar tampaknya sudah menentukan pilihan pada adenium obesum berkat bonggolnya dan kombinasi bunga yang penuh warna, yang tampaknya susah untuk membuatnya berpindah kelain hati.

Pebisnis di Thailand tampaknya mulai gigit jari dan mempertanyakan mengapa di Indonesia khusus untuk saat ini, tidak dapat dikendalikan trendnya. Berbagai cara dilakukan, awalnya diprediksi 2006 akan menjadi tahun arabicum, untuk sesaat tampak trend naik akan permintaan arabicum di pasar, tetapi sampai tahun 2007 ini pergerakkannya masih jauh dibawah yang diprediksikan. Bahkan berbagai majalah pertanian terkemuka di Indonesia juga tampaknya "kecele " dengan kecintaan masyarakat akan bonggol adenium obesum ini. Yang terlanjur mempromosikan berbagai tanaman dan berkiblat ke Thailand tampaknya musti tabah dan berbesar hati untuk kembali mengusung adenium obesum dengan berbagai hybrid baru dengan bunga beraneka ragam yang menyemarakkannya. Keinginan untuk tetap menggelontorkan arabicum akan beresiko oplahnya akan turun mengingat masyarakat masih berkutat dengan si bonggol yang satu ini.

Kecintaan dan permintaan pasar setiap direlease hybrid baru dengan corak bunga baru selalu meningkat.Tetapi mengingat pemainnya yang terus bertambah, share pasar yang dikuasai pemain besar telihat mulai berkurang. Hal ini juga membuat sejumlah pemain besar berusaha memainkan pasar dengan memperkenalkan berbagai tanaman hias baru seperti aglaonema, anthurium, dll. Meskipun demikian tetap tidak mampu menggoyahkan penguasa tahta tanaman hias yang terlanjur diduduki si jawara kelas berat - bonggol adenium obesum. Hal ini menyebabkan banyak pemain besar yang boro-boro kembali lagi kejalurnya. Mengingat pola permintaan yang terus meningkat dengan konstan, tidak ada pilihan bagi pemain besar selain terus bertahan di bisnis ini meskipun marginnya berkurang, karena kalau ditinggalkan maka pemain lain yang akan menggantikan. Hal ini juga menunjukkan kemiripan pola permintaan adenium dengan anggrek yang terus stabil, sehingga tampaknya si mawar gurun ini akan bertahan di tahun-tahun yang akan datang.

adenium
Mengapa terjadi kecenderungan anomali kali ini pada pasar adenium di indonesia, berbeda dengan aglonema, anthurium, dll yang selalu dapat disetir oleh segelintir orang tertentu? Jawabannya karena semua berakar pada budaya masyarakat kita, ketika adenium menjadi trend, tampaknya hal ini menyentuh dan melibatkan siapa saja didalam pergaulan sosialnya. Dalam setiap pertemuan dibicarakan perkembangannya. Sehingga kita lihat mulai dari kakek nenek, bapak-bapak, ibu-ibu, remaja dan anak-anak ikut serta didalam demam ini. Perhatian juga mengerucut pada perkembangan form si adenium mulai dari penampilan bonggol, batang, sampai pada bunganya. Aktivitas yang dilakukan beragam mulai dari training akar, training batang, grafting, dll. sehingga fokus perhatian penghobby adenium menjadi menyeluruh dan tidak habis-habis dibahas. Disamping itu khususnya bonggol akarnya secara umum, masyarakat kita dapat mengapresiasikan seni yang muncul dari bonggol-bonggol akar yang meliuk-liuk berbelit dinamis. Berbeda dengan arabicum yang tidak mampu mencuri aktivitas dan perhatian didalam pemeliharaannya. Proses mempercantik obesum juga umumnya berlangsung singkat, sehingga dapat dinikmati secara instant perubahan-perubahannya.

Tentu saja kesemuanya ini mengakibatkan bonggol obesum menjadi bagian penting dalam keseharian bagi pemiliknya, berbeda dengan arabicum yang jarang dibeli dalam jumlah banyak karena bentuknya mirip-mirip dan cenderung kurang diperhatikan setelah dibeli, karena hanya menunggu pertumbuhannya saja.

adenium cup
Hal penting lainnya dalam variasi, obesum lebih mensupport pengembangan yang terbuka ditahun-tahun mendatang, dengan beragam jenis vairasi mulai dari bunga, daun, bentuk daun, bentuk bunga serta munculnya si mini-mini. Hhal-hal ini yang menjadi poin dasar ketangguhan bonggol adenium obesum menepis serangan arabicum.

Tahun 2007 tampaknya kecenderungan ini juga tetap tidak akan mampu digeser, baik oleh arabicum ataupun tanaman hias lain. Serangan sporadis tetap diusahakan oleh beberapa pemain besar yang putus asa dengan berbagai tanaman hias baru, tetapi tampaknya tanaman hias tadi akan bernasib sama dengan aglaonema dan anthurium yang dibeli jutaan, tetapi nantinya akan menghuni landscape-landscape saja. Banyak penghobby yang terlanjur membeli dengan harga mahal ketar ketir akan ancaman serbuan massal tanaman tadi, karena dinegara asalnya ratusan ribu tanaman asal kultur jaringan dari berbagai pengembangnya siap diluncurkan yang dapat merusak harga di pasar. Siapa yang tidak sayang dengan uang yang melayang seperti nasib di MLM MLM. Berbeda dengan obesum yang harganya cenderung stabil, mengingat selain supply produk bertambah, juga pasar meluas keseluruh indonesia dan berbagai kalangan. Umumnya untuk bonggol lokal satu rumah mengkoleksi rata-rata 10 pohon, sehingga permintaan cenderung bertambah dengan konstan. belum lagi terhitung koleksi-koleksi yang wafat, sehingga dibutuhkan penggantinya secara terus menerus.

Tampaknya kali ini kekokohan arabicum harus bertekuk lutut pada ketangguhan, keluwesan dan keindahan si bonggol adenium obesum. Hal ini juga menjadi bukti bahwa trend di negara kita tidak selamanya dapat dipengaruhi begitu saja oleh pelaku pasar di luar. Selain itu desakan didalam setiap lomba untuk memperbanyak kriteria bonggol lokal semakin meningkat dimana-mana. Hal ini semestinya dicermati oleh seluruh pebisnis adenium tanah air, untuk berlomba-lomba menciptakan karya terbaiknya didalam menyilangkan adenium. Dengan munculnya berbagai variasi corak bunga, daun dan batang diharapkan mampu lahir hybrid-hybrid baru di tanah air untuk memenuhi kebutuhan pasar adenium di Indonesia.

Source : myadenium.com

No comments:

online counter

Digg!
Custom Search
 

template by : 3 Columns | modified by : 3 Columns blog